Spiga

بسم الله الرحمن الرحيم "ولا تحسبن الذين قتلو في سبيل الله أموات بل أحياء عند ربهم يرزقون فرحين بما آتاهم الله من فضله ويسثبشرون بالذين لم يلحقوا بهم من خلفهم ألا خوف عليهم ولاهم يحزنون".النصر والتمكين للمؤمنين آمين

kurindu.... masa itu...!!!


allahuakbar.....!! kalimat ajaib yang langsung terucap di dalam hati ketika sebuah peristiwa yang baru pertama kali dalam sejarah hidup saya. hari itu selasa tanggal 6 februari 2007, di depan kantor gubernur DKI jakarta (ibu kota banjir) sekitar jam setengah tiga, detik-detik menjelang peristiwa yang membuat media tertarik untuk menayangkannya di tv. 10 menit sebelum kericuhan: rekan saya yang ikut orasi memberikan komando 8 langkah reformasi untuk mendobrak barisan polisi.dan ketika dorong-dorongan terjadi dengan suasana panas rekan-rekan yang berdorong-dorongan dengan aparat dibuat kacau oleh aparat, kemudian ada seorang intel yang berteriak dan menunjuk langsung kepada saya: PROVOKASI........!!! TANGKAP... TANGKAP...TANGKAP..., ternyata mobil sound tidak di kawal. dengan gampangnya intel tersebut menarik dan menculik saya dan mencoba memasukkan saya ke dalam mobil tahanan. yang sempat tersenyum sedikit (dalam hati, bisa ya?)waduh ngekos gratis di kantor polisi nih....! namun Allahuma'ana rekan saya lathief (ketua BEM UNJ) langsung mendekati saya dan melobi polisi dan mengatakan kalau saya itu adalah mahasiswa... akhirnya saya dilepaskan oleh lebih dari 6 orang intel berbadan besar dan bersenjata yang terselip di celananya ketika saya mengeluarkan kartu identitas saya (KTM).

setelah itu sya langsung masuk ke dalam border, selama didalam border saya memperhatikan kalo intel yang jatuh bersama saya ternyata masih mengincar saya. he...3x saya langsung berubah, buka jakun ganti jaket, pinjam topi kemudian lepas kaca mata. dan penyamaranpun berhasil. setelah rombongan aksi mulai melanjutkan langkah perjuangannya ke gedung DPRD (ketika itu saya masih disembunyikan dan dijaga oleh teman2 di dalam border), setelah sampai di depan gedung dewan 'terhormat' tersebut saya di tarik keluar border dan langsung dibawa pakai motor ke sekretariat BEM UNJ, rawamangun. begitulah........
sampai sekarang (satu hari setelah kejadian) saya masih diteror dengan datangnya telfon dari nomor hp yang tidak dikenal. tidak cuma saya, bang sholeh (ketua bem PNJ) juga mendapatkan sms teror.
sebuah hikmah dan pelajaran yang dapat saya petik.....
berbicara sebuah kebenaran di depan penguasa tirani adalah sebuah perjuangan yang sangat berat.....
saya berharap ini adalah langkah awal saya untuk berjuang di persimpangan kanan jalan....
hidup mahasiswa.

kepada teman2 (ikhwan wa akhwat fillah) terimakasih atas semangat yang kalian tularkan....
salam perjuangan ..... hidup mahasiswa......

rekan dari UNJ yang saya tidak tahu siapa namanya, terimakasih atas pinjaman jaket hitamnya....dan tumpangan gratis ke sekretariat BEM UNJ.... walaupun itel sempat mengikuti .........

walaupun ricuh tujuan kita tetap tercapai..........

bang sholeh.... maaf atas kericuhan yang terjadi.....kapan kita bermain dengan aparat lagi....??


0 komentar: